Kami sering dapat pertanyaan tentang algoritma Tinder. Bagaimana profil rekomendasi diurutkan, dan mengapa? Adakah cara mengakali sistem agar dapat lebih banyak jodoh? Dengan senang hati kami akan membagikan detail selengkapnya tentang cara kerja algoritma Tinder:
Mendapatkan Jodoh
Faktor terpenting yang bisa bantu pengguna paksimalkan peluang cocok di Tinder adalah dengan… pakai aplikasinya.
Kami prioritaskan jodoh potensial yang aktif, dan aktif di waktu yang bersamaan. Kami tidak ingin buang waktu pengguna dengan tampilkan pengguna yang tidak aktif.Kami ingin pengguna bisa jalin hubungan yang bermakna, ngobrol, hingga akhirnya kopi darat - tak ada yang lebih menyenangkan dari bertemu seseorang yang cocok dan langsung nyambung saat ngobrol. Dengan rutin gunakan aplikasi, pengguna bisa tampil lebih menonjol, lihat lebih banyak profil, dan dapat lebih banyak jodoh. Ini adalah bagian terpenting dalam algoritma kami — dan ini sepenuhnya dikendalikan oleh pengguna sendiri.
Jadi, saat pengguna sering pakai aplikasi Tinder, kinerja sistem akan lebih baik dalam carikan jodoh potensial. Inilah dasar algoritma.
Apa Pertimbangan Perjodohan
Aplikasi Tinder tak banyak minta informasi dari para pengguna. Selain lokasi saat ini dan gender, aplikasi hanya perlukan preferensi usia, jarak, dan gender untuk bisa mulai digunakan. Kedekatan jarak adalah yang utama; pasti akan menyenangkan kalau bertemu seseorang dari wilayah yang sama, dan karena itu kami pertimbangkan jarak jodoh potensial dari lokasi pengguna saat ini.
Selain itu, kami ingin pastikan pengguna bertemu orang yang sefrekuensi dengannya, jadi kami juga pertimbangkan beberapa hal lain:
- Informasi yang diberikan pengguna kepada kami - Tinder selalu suguhkan petualangan yang tak ada habisnya. Bagi yang ingin berbagi lebih banyak informasi, Tinder juga akan pertimbangkan minat dan deskripsi gaya hidup yang ditambahkan ke profil mereka. Suka mendaki? Lebih suka pencinta anjing? Pengguna bisa fokus pada mereka yang punya minat sama.
- Foto Serupa - Selain gunakan info dari pengguna, kami juga gunakan petunjuk dari foto untuk bantu sesuaikan rekomendasi. Kami akan sarankan profil yang fotonya serupa dengan profil yang telah disukai sebelumnya, serta tampilkan profil mereka ke lebih banyak orang yang sebelumnya sukai pengguna dengan foto mirip dengan foto mereka. Misalnya, kalau pengguna menyukai kegiatan luar ruangan, festival musik, atau senang dengan pantai, kami akan gunakan petunjuk itu.
- Suka dan Enggak - Pilihan Suka dan Enggak jelas jadi informasi penting bagi kami dalam tentukan kesukaan pengguna. Kami terus perbarui jodoh potensial yang dilihat pengguna berdasarkan seberapa sering profil mereka - dan semua profil di daerah mereka - diberi tanda Suka atau Enggak.
Tapi banyak juga hal yang tidak kami pertimbangkan…
Algoritma kami tidak melacak status sosial, agama, atau etnis. Kami tidak percaya akan stereotipe. Jadi, baik pengguna kami rayakan Diwali, Karnaval, Idulfitri, atau Pride, kami rasa pesta akan lebih meriah kalau diikuti semua orang dari berbagai latar belakang. Algoritma kami dirancang agar terbuka bagi semua dan kami puas dengan hasilnya.
Tinder menawarkan peluang untuk bertemu pengguna dari luar lingkar pertemanan atau lingkungan biasanya. Mungkin itulah alasan mengapa terjadi peningkatan pernikahan antar-ras sejak Tinder diluncurkan. Kami pun juga punya emoji untuk merayakannya.
Skor Elo
Beberapa tahun lalu, gagasan tentang "skor Elo" jadi topik hangat di kalangan pengguna dan media. Terkadang, sampai sekarang pun masih. Tapi faktanya, Elo bukan hal baru di Tinder. Pengukuran ini sudah usang dan teknologi terbaru kami sudah tidak membutuhkannya.
Saat ini, kami tidak bergantung pada Elo — kami miliki sistem dinamis yang secara berkelanjutan pertimbangkan caramu berinteraksi dengan pengguna lain di Tinder lewat pilihan Suka, Enggak, dan informasi yang tersedia di profil pengguna.